Ads 468x60px

Labels

Elvy S

Terima kasih anda telah berkunjung ke halaman Elvy Sukaesih, suatu halaman dari Amar'lubai Kajian Musik blog yang menyajikan informasi tentang lrik lagu yang dipopulerkan Elvy Sukaesih. Halaman ini kami tuliskan lirik-lirik lagu yang menjadi pavorit kami. Semoga anda dapat memanfaatkannya untuk menjadi referensi didalam belajar menyanyi dangdut.

13 komentar:

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Bulan diranting Cemara

Lepas senja remang melingkar langit
Tak terasa rindu mulai bangkit
Janji alam di malam ini
Rembulan kan datang menyinari

Cipta alam kadang membawa suka
Ada bulan di ranting cemara
Rindu rindu makin menderu
Ku ingin kau ada di sisiku

Esok hari setelah engkau kembali
Ku kan datang menemuimu
Bercerita betapa rindu hatiku
Malam itu ku hanya sendiri

Bisik ranting cemara
Bulan bersinar manja
Rindu hatiku semakin dalam
Rumpun bambu di sisi kau cemara

Menambah indahnya suasana
Angin malam berbisik merdu
Melintas burung malam berlalu
Cipta alam kadang membawa suka

Ada bulan di ranting cemara
Rindu rindu makin membara
Tersenyum bulan di ranting cemara
Esok hari setelah engkau kembali

Ku kan datang menemuimu
Bercerita betapa rindu hatiku
Malam itu ku hanya sendiri
Bisik ranting cemara

Bulan bersinar manja
Rindu hatiku semakin dalam
Rumpun bambu di sisi kau cemara
Menambah indahnya suasana

Angin malam berbisik merdu
Melintas burung malam berlalu
Cipta alam kadang membawa suka
Ada bulan di ranting cemara

Rindu rindu makin membara
Tersenyum bulan di ranting cemara

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Sengaja

*)

Sengaja kusakiti hatimu
Ku bercumbu di hadapanmu
Sengaja kusakiti hatimu
Seperti kau menyakitiku
Sengaja kusakiti hatimu

Ingatkah kala engkau berdua
Dengan gadis lain
Sedangkan kau tahu bahwa dia
Itu sahabatku
Namun tak kauhiraukan perasaanku

Sengaja kupilih sahabatmu
Untuk berkasihan denganku
Sengaja aku lakukan itu

Kembali *)

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Mimpi Buruk

Semalam aku mimpi, mimpi buruk sekali
Ku takut berakibat buruk pula baginya
Suamiku tercinta yang kini jauh di mata

Karena mimpiku itu hati jadi gelisah
Apakah yang menimpa atas dirinya kini
Suamiku tercinta yang kini jauh di mata

Oh Tuhan pada-Mulah kumohon pertolongan
Lindungilah dirinya dari segala musibah
Selamatkanlah dia yang pergi dalam tugas
Serta tenangkanlah oh diriku yang ditinggalkan

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Surat Cerai

Sejak pertengkaran minggu lalu
Tak pernah kau pulang ke rumah
Tak kusangka kau semarah itu
Hingga kau pergi tak kembali
Tak kusangka

Sampai di suatu hari
Kuterima sepucuk surat darimu
Dengan berdebar hati
Kubuka sampul surat kemudian kubaca
Betapa hancur-luluh hatiku
Setelah aku baca suratmu

Rupanya pertengkaran yang lalu
Membuat perpisahan kita
Surat cerai yang kaukirim itu
Kuterima tanpa berdaya
Kuterima

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Cinta Pertama

Baru kali ini aku mengalami
Bagaimana bila orang jatuh cinta
Baru kali ini aku merasakan
Bahwa cinta itu sungguh mengasyikkan

Cinta yang pertama
Katanya cinta yang paling mengesankan
Cinta yang pertama
Katanya tiada mudah dilupakan
Sungguh aku ingin untuk membuktikan

Cintaku padanya cinta yang pertama
Dan semoga untuk yang terakhir pula

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Sebuah Nama

*)
Sebuah nama tertulis di hatiku
Dalam membekas tak mudah terhapuskan

Indah namanya hai seindah orangnya
Bila kusebut hai terbayang wajahnya

Karena dia aku bisa menangis
Karena dia aku bisa tertawa
Karena dia aku bisa merana
Karena dia kau bisa bahagia

Kembali ke *)

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kuda Lumping

Ada suatu permainan
Permainan unik sekali
Orang naik kuda, tapi kuda bohong
Namanya kuda lumping

Anehnya permainan ini
Orangnya bisa lupa diri
Dia makan rumput, juga makan kaca
Aduhai ngeri sekali

Itu kuda lumping, kuda lumping
Kuda lumping, kesurupan
Itu kuda lumping, kuda lumping
Kuda lumping, loncat-loncatan

Awas jangan dekat-dekat
Melihat permainan ini
Karena akibatnya bisa berbahaya
Itulah kuda lumping

Anehnya permainan ini
Orangnya bisa lupa diri
Dia makan rumput, juga makan beca
Aduhai ngeri sekali

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Curi Curi

Curi, curi, curi, oh pencuri hatiku
Jangan, jangan, jangan, jangan kaugoda aku
Curi, curi, curi, oh pencuri hatiku
Jangan, jangan, jangan, jangan kaugoda aku
Jangan, jangan, jangan, jangan kaugoda aku

Bukan ku takut bermain cinta
Ku takut akan merusak jiwa
Bukan ku takut bermain cinta
Ku takut akan merusak jiwa

Banyak yang terjadi di zaman sekarang
Cinta hanya jadi barang permainan

Curi, curi, curi, oh pencuri hatiku
Jangan, jangan, jangan, jangan kaugoda aku
Jangan, jangan, jangan, jangan kaugoda aku

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Datang untuk pergi

Sungguh hatimu bagai batu
Tak menaruh iba padaku
Yang menanggung rindu menantikanmu

Kau datang tanpa undanganku
Kautanamkan cinta padaku
Dan setelah itu kautinggalkan ku

Mengapa engkau datang bila untuk pergi
Kaubuat aku senang lalu kausakiti
Mengapa engkau datang bila untuk pergi
Kaubuat aku senang lalu kausakiti
Sehingga kini hatiku merana

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Jangan pegang dulu

Jangan pegang dulu, jangan cium dulu
Karena baru saja kita berkenalan
Aku belum tahu di mana rumahmu
Aku belum tahu siapa dirimu

Mau pegang soal gampang
Mau cium soal mudah
Tapi aku mau tahu dulu
Apa maksud di hatimu

Pabila kau sungguh-sungguh
Peluk-cium boleh saja
Tapi bila mau main-main
Silakan cari yang lain

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kubawa

Kubawa selalu kubawa
Namamu di dalam hatiku
Ke mana saja ‘ku melangkah
Kubawa selalu kubawa
Namamu di dalam hatiku

Reff.
Tak sehari pun berlalu tanpa bayanganmu
Tak sedetik pun berlalu tanpa dirimu

Tak sehari pun berlalu tanpa bayanganmu
Tak sedetikpun pun berlalu tanpa dirimu

Terbayang selalu terbayang
Wajahmu di dalam ingatan
Ke mana saja ‘ku melangkah
Terbayang selalu terbayang
Wajahmu di dalam ingatan...

kembali ke Reff...

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Sedingin Salju

Pandangan matamu tiada mesra lagi
Belaian tanganmu tiada lembut lagi
Kehangatan cinta darimu, oh Sayang, tak lagi kurasa
Mengapa sikapmu tak seperti dulu
Dinginnya sikapmu oh sedingin salju

Apakah ada salahku
Yang menyakiti hatimu
Ataukah kau telah jemu
Dengan kasih dan sayangku

Kalau demikian baik kaulepaskan
Aku pun tak mau kalau kaupaksakan

Pandangan matamu yang tak mesra lagi
Belaian tanganmu yang tak lembut lagi
Tanpa sepatah pun kata kauucapkan sebagai alasan
Membuat diriku tak percaya lagi
Kepada semua rayu laki-laki

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Tanda Merah

Berkerut keningku melihat tanda merah
Nampak di lehermu nyata bekas kecupan
Kecupan mesra entah dari siapa

Tanda merah itu oh membakar hatiku
Bekas bibir itu membuatku bertanya
Apakah engkau mengkhianati cinta

Adakah orang lain selain diriku
Adakah cinta lain selain cintaku
‘Pabila ada katakan siapa
Adakah orang lain selain diriku
Adakah cinta lain selain cintaku
Pabila ada katakan siapa

Tanda merah itu oh membakar hatiku
Bekas bibir itu membuatku bertanya
Apakah engkau mengkhianati cinta

Posting Komentar