Ads 468x60px

Labels

Rhoma

Terima kasih anda telah berkunjung ke halaman Rhoma Irama, suatu halaman dari Amar'lubai Kajian Musik blog yang menyajikan informasi tentang lrik lagu yang dipopulerkan Rhoma Irama. Halaman ini kami tuliskan lirik-lirik lagu yang menjadi pavorit kami. Semoga anda dapat memanfaatkannya untuk menjadi referensi didalam belajar menyanyi dangdut.

46 komentar:

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Penasaran

Kalau belum bisa aku mendapatkan
Oh gadis manis yang menjadi rebutan
Sungguh mati aku jadi penasaran
Sampai mati pun akan kuperjuangkan

Memang dia yang paling manis
Di antara gadis yang manis
Aku pun tak merasa heran
Kalau dia jadi rebutan

Sungguh mati aku jadi penasaran
Sampai mati pun akan kuperjuangkan

Semua orang gila padanya
Semua orang berlomba-lomba
Untuk mendapat kasih-sayangnya
Bermacam-macam cara pun dilakukan
Tidak ubahnya seperti perlombaan

Kalau aku belum bisa mendapatkan
Oh gadis manis yang menjadi rebutan
Sungguh mati aku jadi penasaran
Sampai mati pun akan kuperjuangkan

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Tung Keripit

Tung keripit ahai tulang bawang
Kalau bibir tergigit sakit bukan kepalang
Tung keripit ahai tulang bawang
Kalau pacar yang gigit sakit tak mau bilang

Walaupun sakit tapi tidak dirasa
Itu karena adanya rasa cinta
Cinta bisa menghilangkan rasa sakit
Dan juga bisa menimbulkan penyakit

Tung keripit ahai tulang bawang
Kalau bibir tergigit sakit bukan kepalang
Tung keripit ahai tulang bawang
Kalau pacar yang gigit sakit tak mau bilang

Walaupun sakit tapi tidak dirasa
Itu karena adanya rasa cinta
Cinta bisa menghilangkan rasa sakit
Dan juga bisa menimbulkan penyakit

Tung keripit ahai tulang bawang
Kalau bibir tergigit sakit bukan kepalang
Tung keripit ahai tulang bawang
Kalau pacar yang gigit sakit tak mau bilang

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Terserah Kita

Kalau mau melacur, e. harus pakai uang
Kalau mau berjudi, e. harus pakai uang
(Hu-ha-huhahu)

Mau mabuk-mabukan, e. harus pakai uang
Mau haram-haraman, e. harus pakai uang

Ternyata jalan ke neraka mahal harganya
Walaupun mahal anehnya banyak yang suka

Melaksanakan zakat, hanya bagi yang mampu
Melaksanakan haji hanya bagi yang mampu
(Hu-ha-huhahu)

Mengerjakan sembahyang, tidak usah membayar
Mengerjakan puasa tidak usah membayar

Ternyata jalan yang ke surga murah harganya
Walaupun murah anehnya banyak yang ogah

Kalau nanti ada yang masuk ke surga
Itu karena dia memang berusaha
Kalau nanti ada yang masuk neraka
Bukan karena Tuhan tak sayang hamba-Nya
Semua terserah kita

Kalau suka melacur,, penyakit akibatnya
Kalau suka tak jujur, tak akan dipercaya
(Hu-ha-huhahu)

Kalau suka mencuri, penjara akibatnya
Kalau suka berjudi, tak akan bisa kaya

Ternyata jalan ke neraka teramat susah
Walaupun susah anehnya banyak yang maksa

Kalau suka sembahyang, hidup ‘kan jadi tenang
Kalau suka puasa, sehat jiwa dan raga
(Hu-ha-huhahu)

Kalau suka sedekah, harta akan berlimpah
Kalau suka peramah teman akan bertambah

Ternyata jalan yang ke surga teramat indah
Walaupun indah anehnya banyak yang ogah

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Taqwa

Yang miskin jangan bersedih
Dan jangan sesali diri
Yang kaya janganlah bangga
Jangan membusungkan dada

Derajat manusia di sisi Tuhannya
Bukan karena hartanya
Derajat manusia di sisi Tuhannya
Hanya karena taqwanya

Dari itu bertaqwalah
Dalam hidup yang tak punya
Dari itu bertaqwalah
Dalam hidup yang berharta

Firman Tuhan di dalam kitab suci-Nya Alqur'an
Miskin dan kaya itu sama
Sesungguhnya keduanya itu hanya ujian
Bagi orang-orang beriman

Mampukah si miskin menjalani penderitaan
Berimankah dia di dalam kekurangan
Mampukah si kaya mengendalikan hawa nafsunya
Berimankah dia di dalam kelebihan

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Tak Tega

Tak tahan ‘ku melihat dia
Yang dicekam penderitaan
Isteriku sukar melahirkan
Tangisnya sungguh memilukan

Dia mengaduh kesakitan
Dengan jeritan yang tertahan-tahan
Dia mengeluh putus asa
Tak tahan lagi menahan sakitnya
Tak tega, tak tega

Ya Tuhan apakah dosanya
Sehingga engkau mengadzabnya
Jadikan aku penggantinya
Janganlah dia yang Kausiksa

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Steress

Stress... (stress...)
Kerap melanda manusia
Tak peduli miskin ataupun kaya
Banyak orang yang stress

Stress... (stress...)
Seakan tengah mewabah
Tak peduli tua ataupun muda
Banyak orang yang stress

Pertumbuhan penduduk semakin padat
Dan persaingan hidup semakin ketat
Dan kemajuan jaman semakin pesat
Akhirnya kebutuhan semakin meningkat

Bukan hanya persoalan kehidupan
Bukan hanya persoalan keuangan

Terlalu sibuk kerja bisa bikin stress
Nganggur terlalu lama juga bikin stress
Kekasih main gila, bisa, bisa stress
Kenakalan remaja bisa bikin stress

Lapangkan dada benahi masalah kepada Tuhan
Panjatkan doa, tawakkallah dan sabarlah

Stress... (stress...)
Obatnya iman dan taqwa
Serta mensyukuri apa adanya
Pasti tak akan stress

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Rujuk

Pria:
Maksud hatiku datang kemari
Untuk mengajakmu rujuk kembali

Wanita:
Pikirkan dulu maksud hatimu
‘Ku tak mau nanti bercerai lagi

Pria:
Ternyata tak kuasa ‘ku berpisah darimu
Baru kini terasa aku membutuhkanmu

Wanita:
Juga itu sayang yang aku rasakan

Pria:
Maafkan sayang kesalahanku
Yang dahulu telah menceraikanmu

Wanita:
Semua itu telah berlalu
Kini mulailah hidup yang baru

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Sekujur Bangkai

Badan pun tak berharga sesaat ditinggal nyawa
Anak isteri tercinta tak sudi lagi bersama

Secepatnya jasad dipendam
Secepatnya jasad dipendam
Karena tak lagi dibutuhkan
Diri yang semula dipuja
Kini bangkai tak berguna

Dari kamar yang indah kasur empuk tilam putih
Kini harus berpindah terkubur dalam perut bumi

Kalau selama ini diri berhiaskan
Emas intan permata bermandi cahaya
Tetapi kali ini di dalam kuburan
Gelap pekat mencekam tanpa seorang teman

Terputuslah pergaulan
Terbujurlah sendirian
Diri terbungkus kain kafan

Wajah dan tubuh indah yang dulu dipuja-puja
Kini tiada lagi orang sudi menyentuhnya

Jadi santapan cacing tanah
Jadi santapan cacing tanah
Sampai yang tersisa kerangka
Begitulah suratan badan
Ke bumi dikembalikan

Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa
Bahwa maut ‘kan datang menjelang

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Setetes Air Hina

Der-ta der-ta-ta
Der-ta der-ta-ta

He, jangan mentang-mentang punya
Memandang orang tidak dengan sebelah mata
He, jangan mentang-mentang kuasa
Menyuruh orang tolak pinggang setinggi dada

Itu kesombongan (itu kesombongan)
Itu keangkuhan (itu keangkuhan)
Bukan pakaianmu tapi pakaian Tuhan
Yang berhak disembah oleh segenap alam

He, silakan punya dan kuasa
Tapi janganlah angkuh sombong pada sesama

Bukankah engkau dilahirkan telanjang
Tanpa sehelai benang
Kemudian berkat rahmat-Nya Tuhan
Kau bisa jadi orang

Tak malukah, tak sadarkah
Kaukira dirimu siapa

He, tidakkah kauperhatikan
Dari apakah dulu dirimu dijadikan
He, dari tetes air hina
Kau diciptakan lalu engkau disempurnakan

Itu kesombongan (itu kesombongan)
Itu keangkuhan (itu keangkuhan)
Tak pantas kausandang sebagai seorang insan
Yang tiada daya tanpa kehendak Tuhan

He, silakan punya dan kuasa
Tapi janganlah angkuh sombong pada sesama

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Pantun cinta


Pria:
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik

Wanita:
Banyak buah semangka dibawa dalam sampan
Banyak anak jejaka cuma Abang yang tampan

Pria:
Berjuta bintang di langit
Satu yang bercahaya
Berjuta gadis yang cantik
Adiklah yang kucinta

Wanita:
Pandai Abang merayu, hatiku rasa malu

Pria:
Rumah atapnya tinggi terbuat dari bambu
Cuma Adik kupilih dan yang selalu kurindu

Wanita:
Gunung puncaknya tinggi tertutup oleh salju
Memang Abang kupilih dan yang selalu kurindu

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Keramat


Hai manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan dan membesarkanmu

Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya

Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridla Ilahi karena ridlanya
Murka Ilahi karena murkanya

Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu

Bukannya gunung tempat kau meminta
Bukan lautan tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau menghiba
Bukan kuburan tempat memohon doa
Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Mandul


Wanita:
Sepuluh tahun sudah kita berumah tangga
Tapi belum juga mendapatkan putra

Pria:
Jangan kau sedih jangan berduka
Mohon pada-Nya dalam berdoa

Wanita:
Sebagai seorang isteri ‘ku merasa sedih
‘Ku takut dirimu kecewa padaku

Pria:
Cintaku padamu tak akan pudar
Walau seumur hidupmu dalam kemandulan
Cintaku padamu tak akan pudar
Walau seumur hidupmu dalam kemandulan

Wanita:
Kurasa tiada sempurna kebahagiaan kita
Tanpa adanya seorang putra belahan jiwa

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kematian


Suatu saat pasti ‘kan datang
Saat-saat paling menakutkan
Sang malaikat pencabut nyawa
‘Kan merenggut ruhmu dari badan

Tak seorang pun yang akan dapat
Menolongmu dari kematian
Juga hartamu tak akan mampu
Menebusmu dari kematian

Ada dua cara kematian
Tergantung amal dan perbuatan
Ada yang bagai rambut dicabut dari tepung
Ini mati bagi yang taqwa

Namun bagi orang yang durjana
Mati ‘kan merupakan derita
Sakitnya bagai sutra dicabut dari duri
Ini adzab Tuhan yang nyata

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Malam Terakhir


Malam ini malam terakhir bagi kita
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada
Esok aku akan pergi lama kembali
Kuharapkan agar engkau sabar menanti

Esok aku akan pergi lama kembali
Kuharapkan agar engkau sabar menanti
Aku akan sabar menanti kembali
Selamat jalan dan sampai jumpa lagi

Esok kita akan berpisah
Tentu hari-hari kan jadi sunyi
Esok kita akan berpisah
Tentu hari-hari kan jadi sunyi
Semakin lama kita berpisah
Semakin mesra untuk berjumpa

Malam ini malam terakhir bagi kita
Untuk mencurahkan rasa rindu di dada
Kita akan berjumpa di saat bahagia
Di saat malam pesta perkawinan kita

Mengapa... Mengapa hatiku berdebar-debar
Seakan-akan ku ragu
Untuk merelakan kepergianmu kasih

Mengapa... Mengapa hatiku berkata-kata
Seakan-akan berbisik
Bahwa kita tidak akan berjumpa lagi

Kepergianku hanya untuk kembali
Kita berpisah untuk berjumpa lagi
Kecuali bila Tuhan menghendaki
Tentu saja kita harus rela hati
Karena kehendak-Nya itu yang terjadi

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Pertemuan


Wanita:
Pertemuan yang kuimpikan kini jadi kenyataan
Pertemuan yang kudambakan ternyata bukan khayalan

Pria:
Sakit karena perpisahan kini telah terobati
Kebahagiaan yang hilang kini kembali lagi

Duet:
Pertemuan yang kuimpikan kini jadi kenyataan
Pertemuan yang kudambakan ternyata bukan khayalan

Wanita: Rindu yang selama ini sudah membeku
Pria: Mencair diterpa cinta dalam senandung

Wanita: Cinta yang selama ini sudah menggunung
Pria: Tercurah sudah penuh dengan kemesraan

Wanita: Tak ingin lagi berpisah
Pria: Cukup sekali berpisah

Wanita: Tak ingin lagi merana
Pria: Cukup sekali merana

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Masya Allah


Ah, Masya Allah

Sempurna Tuhan menciptakan
Dirimu yang tiada cela
Kurasa engkaulah orangnya
Yang tercantik di jagat raya

Mustahil lelaki tak tergila-gila
Mustahil lelaki tak memuja-muja

Sempurna Tuhan menciptakan
Dirimu yang tiada cela

Memandang bibirmu yang selalu basah
Sama seperti memandang mangga muda
Memandang matamu yang sayu merayu
Sama seperti memandang safir biru

Yahoi..., masya Allah
Yahoi, yahoi..., masya Allah

Selama jantungku berdenyut
Apa maumu ‘kan kuturut
Sebelum darahku membeku
‘Ku rela jadi sahayamu

Mustahil dirimu dapat kulupakan
Mustahil cintaku dapat terpadamkan

Selama jantungku berdenyut
Apa maumu ‘kan kuturut

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Cincin Kawin

Pria:
Setelah setahun ku di negeri orang
Kini ku kembali tuk menemuimu
Tapi kecewa melihat cincin kawin di jarimu

Wanita:
Selama setahun kau di negeri orang
Tak pernah kuterima oh surat darimu
Aku mengira kau telah melupakan diriku

Pria:
Dulu kau berjanji tuk menantiku
Tapi mengapakah tiada kautepati

Wanita:
Banyak ku mendengar kau telah beristeri
Kukira engkaulah yang mengingkari

Pria:
Rupanya kau terkena hasutan belaka

Wanita:
Maafkanlah sayang semua salahku
Terlalu percaya pada orang lain

Duet:
Kini hanyalah kepahitan hidup kita berdua

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Hampir Saja

Wanita:
Semakin malam semakin dingin
Semakin mesra kita berdua

Pria:
Angin yang berhembus di malam ini
Menambah cepatnya debaran hatiku

Wanita:
Sekarang cuma kita berdua

Duet:
Tak seorang pun melihat kita, ho... ho...

Wanita:
Jangan lakukan itu, kuasai dirimu
Takutlah akan dosa, jangan turuti nafsumu

Pria:
Kausadarkan diriku dari godaan syetan
Hampir saja, hampir saja

Wanita:
Peliharalah cinta nan suci
Janganlah sampai kita nodai

Pria:
Maafkanlah sayang kekhilafanku
Ku bersumpah tak ‘kan mengulangi lagi

Wanita:
Semakin malam semakin dingin

Duet:
Semakin mesra kita berdua, ho... ho...

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kelana

Dalam aku berkelana
Tiada yang tahu ke mana ku pergi
Tiada yang tahu apa yang kucari
Gunung tinggi kan kudaki
Lautan kuseberangi... Aku tak perduli

Dalam aku berkelana
Tiada yang tahu ke mana ku pergi
Tiada yang tahu apa yang kucari

Tak akan berhenti aku berkelana
Sebelum kudapat apa yang kucari
Walaupun adanya di ujung dunia
Aku kan ke sana tuk mendapatkannya

Mungkin hatimu bertanya
Apakah kiranya yang sedang kucari
Dalam berkelana hai selama ini
Oh baiklah kukatakan
Yang kucari adalah, Cinta yang sejati

Dalam aku berkelana
Tiada yang tahu ke mana ku pergi
Tiada yang tahu apa yang kucari

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kelana 2

Dalam aku berkelana
Tiada yang tahu ke mana ku pergi
Tiada yang tahu apa yang kucari

Gunung tinggi kan kudaki
Lautan kuseberangi
Aku tak perduli

Tak akan berhenti aku berkelana
Sebelum kudapat apa yang kucari
Walaupun adanya di ujung dunia
Aku kan ke sana tuk mendapatkannya

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kelana 3

Di dalam dunia ini tiada cinta suci
Sampai mati kau mencari
Tak kan engkau temui
Karena aku telah berkelana

Untuk mencarinya
Bahkan sampai ke ujung dunia
Tapi sia-sia

Semuanya kisah cinta dalam dunia ini
Ceritanya sama saja tiada yang sejati
Hanyalah pada permulaannya
Sungguh sangat mesra
Bila sudah mencapai puncaknya
Cintanya pun sirna

Berjuta-juta cinta bersemi di dunia ini
Tapi tetapi tiada satu cinta pun yang abadi
Cinta pada kekasih bukan cinta yang suci
Karena di balik cinta ada nafsu birahi
Yang membuat cinta tak murni

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kehilangan

Kalau sudah tiada baru terasa
Bahwa kehadirannya sungguh berharga
Sungguh berat aku rasa kehilangan dia
Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia

Kalau sudah tiada baru terasa
Bahwa kehadirannya sungguh berharga

‘Ku tahu rumus dunia semua harus berpisah
Tetapi kumohon tangguhkan, tangguhkanlah
Bukan aku mengingkari apa yang harus terjadi
Tetapi kumohon kuatkan, kuatkanlah

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Aduhai

Pria: Indahnya, indahnya aduhai
Wanita: Manisnya, manisnya aduhai

Duet:
Saat-saat memadu cinta
Saat-saat yang paling indah
Kata-kata bak mutiara
Kata-kata dalam bercinta

Wanita: Mesranya, mesranya aduhai
Pria: Rasanya, rasanya aduhai
Wanita: La-la
Pria: Hm-hm

Wanita: La-la-la
Pria: Hm-hm
Wanita: La-la-la-la-la-la-la-la-la
Pria: La-la-la-la-la-la

Wanita:
Menyanyi, bersama menyanyi
Mencurahkan rasa cinta dalam hati

Pria:
Bersemi, semoga bersemi
Tumbuhlah dan mekarlah cinta sejati

Wanita: Indahnya, indahnya aduhai
Pria: Manisnya, manisnya aduhai

Duet:
Saat-saat memadu cinta
Saat-saat yang paling indah
Kata-kata bak mutiara
Kata-kata dalam bercinta

Pria: Mesranya, mesranya aduhai
Wanita: Rasanya, rasanya aduhai
Pria: La-la
Wanita: Hm-hm

Pria: La-la-la
Wanita: Hm-hm
Pria: La-la-la-la-la-la-la-la
Wanita: La-la-la-la-la-la

Pria:
Sang bunga tersenyum merekah
Gembira menyambut tiba musim cinta

Wanita:
Semuanya nampak gembira
Seakan turut merasa bahagia

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Hari Berbangkit

Hari berbangkit, hari yang pasti ‘kan datang, kawan
Di hari itu semua amal diperlihatkan
Hari berbangkit, hari yang teramat mendebarkan
Di hari itu pahala dan dosa diperlihatkan

Celaka, celaka, bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka berbuat dosa
Di hari itu hiruk-pikuk memecah telinga
Semua manusia gundah-resah dengan urusannya

Di hari itu sang ibu lari dari anaknya
Tak seorang pun yang dapat menolong sesamanya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka berbuat dosa

Cukup sudah Tuhan memperingatkan
Tentang hari peradilan
Tak ‘kan luput sedebu perbuatan
Semua diperhitungkan

Mengapakah tidak kaupersiapkan
Bekal hari yang mencekam
Tiap nafas hanya kaupergunakan
Cuma untuk keduniaan

Selagi masih ada kesempatan
Tobatlah dan beriman
Bila nyawa sudah di kerongkongan
Tertolak penyesalan

Di hari itu harap dan cemas melanda jua
Menanti saat diputuskan keadilan Tuhan
Di hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
Kecut dan getar karena diri berlumuran dosa

Celaka, celaka, bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka berbuat dosa

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Me Ra dan Yu

Wanita: Na-ni-na-na-na
Pria: Ra-ri-ra-ra-ra

Duet:
Dam-dam-dam
Da-da-da-da-da-da-da-dam-dam-dam
Da-da-da-da-da-da-da-dam-dam-dam
Da-da-da-da-da-da-da-dam

Wanita: Me-ra dan yu
Pria: Jadi merayu

Duet: Merayu-rayu

Wanita:
Tutur katamu menyentuh kalbu
Engkau kasihku yang pandai merayu

Pria: Di-sa dan yang
Wanita: Jadi disayang

Duet: Disayang-sayang

Pria:
Paras jelita bak bulan terang
Engkau kasihku yang paling kusayang

Wanita:
Manisnya gula-gula cinta
Dan manisnya asmara
Betapa menggoda selera
Indahnya bunga-bunga cinta
Dan indahnya asmara
Betapa menggoda pesona

Pria:
Syahdunya nada-nada cinta
Merasuk jiwa
Bersenandung irama mesra

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Romantika

Yang menangis dan yang tertawa
Yang bersedih dan yang gembira
Selalu mewarnai hidup manusia
Baik ia miskin ataupun kaya

Yang jelata dan yang ternama
Yang tak punya dan yang berada
Selalu merasakan suka dan duka
Itu romantika hidup di dunia

Jangan lupa daratan
Apabila dalam kegembiraan
Dan jangan putus asa
Apabila di dalam kesedihan

Sedih dan gembira tak kan selamanya
Semua kan sirna, ganti, dan berubah
Tidak peduli siapa pun dia

Tak berarti yang kaya
Selalu hidup dalam kegembiraan
Tak berarti yang papa
Selalu hidup si dalam kesedihan

Di sana letaknya keadilan Tuhan
Sedih dan gembira sama diberikan
Keduanya itu sebagai ujian

Romantika hidup di dunia..

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Pesta pasti berakhir

Berumah megah bermobil mewah
Itu tujuan banyak manusia
Uang berlimpah pakaian indah
Itu tujuan banyak manusia

Makanan dan minuman yang serba lezat
Santapan yang selalu dicari
Rekreasi yang mahal serta memikat
Hiburan yang selalu dinikmati

Makan-minumlah senang-senanglah
Dalam pesta kehidupan dunia
Tapi ingatlah gunakan pikir
Bahwa pesta pasti ‘kan berakhir

Dunia hanyalah persinggahan
Dari sebuah perjalanan panjang
Dunia bukanlah tujuan
Namun hanya ladang tempat bertanam

Pesta pasti berakhir, pesta pasti berakhir
Pesta pasti berakhir, pesta pasti berakhir
Hmm... hmm...

Pesta pasti berakhir, pesta pasti berakhir
Pesta pasti berakhir, pesta pasti berakhir
Pesta pasti berakhir, pesta pasti berakhir
Pesta pasti berakhir, pesta pasti berakhir
Hmm... hmm...

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Janda Kembang

Wanita:
Bang, Bang, sini dong, Bang
Tolong antar ke rumahku
Aku takut sendirian

Pria:
Hai, hai, rupanya kau
Bukan telah bersuami
Bulan lalu baru kawin

Pria: Mengapa tak dengan suamimu
Wanita: Minggu yang lalu kami bercerai

Pria: Apa kiranya yang terjadi
Wanita: Kurasa dia bukan jodohku

Pria: Hai, hai
Wanita: Hm, hm

Pria: Kau janda
Wanita: Ya, ya

Pria:
Hai, hai, sudikah kau
Kalau aku meminangmu
Bulan depan kita kawin

Wanita:
Bang, Bang, aku malu
Masih banyak anak gadis

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Haram

Pria: Ha-ha-ha...
Wanita: Kenapa, e, kenapa minuman itu haram

Pria: Karena, e, karena merusakkan pikiran
Wanita: Kenapa, e, kenapa berzina juga haram

Pria: Karena, e, karena itu cara binatang

Duet:
Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah
Itulah perangkap syetan
Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan

Wanita: Kenapa, e, kenapa berjudi itu haram
Pria: Karena, e, karena merusak keuangan

Wanita: Kenapa, e, kenapa mencuri juga haram
Pria: Karena, e, karena hai merugikan orang

Duet:
Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah
Itulah perangkap syetan
Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan

Pria: Ha-ha-ha...

Duet:
Biasanya sudah biasa, setiap yang akan menyesatkan
Sepintas lalu menyenangkan

Biasanya sudah biasa, setiap yang akan merugikan
Sepintas lalu menguntungkan

Begitu caranya syetan menggoda kita
Dihiasinya dosa dengan bunga dunia

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Menunggu

Wanita:
Sekian lama aku menunggu
Untuk kedatanganmu
Bukankah engkau telah berjanji
Kita jumpa di sini
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama ‘ku menunggu

Derita hidup yang kualami
Duhai pahit sekali
Pada siapa aku berbagi
Kalau bukan padamu
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama ‘ku menunggu

Wanita:
Selain dirimu kasih
Tiada yang lain lagi
Tempat menyandarkan diri
Mencurahkan isi hati

Lama sekali aku menanti
Kedatanganmu kekasih
Betapa hati tidak ‘kan sedih
‘Pabila aku sendiri

Sekian lama aku menunggu
Untuk kedatanganmu
Bukankah engkau telah berjanji
Kita jumpa di sini
Datanglah

Pria:
Kini ‘ku datang padamu
Senyumlah, sambutlah kedatanganku

‘Ku tahu engkau lama menunggu
Untuk kedatanganku
Memang sengaja ‘ku menggodamu
Ingin tahu hatimu
Senyumlah, sambutlah kedatanganku
Curahkan segala isi hatimu

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kegagalan Cinta

Cukup sekali aku merasa
Kegagalan cinta
Takkan terulang kedua kali
Di dalam hidupku

Ho.. Ho.. Ya nasib ya nasib
Mengapa begini
Baru pertama bercinta
Sudah menderita

Cukup sekali aku merasa
Kegagalan cinta
Takkan terulang kedua kali
Di dalam hidupku

Reff

Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari
Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari

Kalau tau begini akhirnya
Tak mau dulu ku bermain cinta

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Boleh Saja

He, boleh saja, boleh saja kaucintai dunia
Tapi ingat satu saat kau ‘kan meninggalkannya
Sekarang atau lusa, tua ataupun muda
Yang pasti kau akan mati juga

He, berbuatlah, berbuatlah apa yang engkau suka
Tapi ingat semua itu ‘kan ada balasannya
Baik ataupun jahat, lurus ataupun sesat
Semua kembali padamu juga

Kemewahan dunia ini
Memang sangat menyenangkan hati
Tapi kesenangan dunia
Penuh dengan tipuan belaka
Dari itu waspadalah
Jangan sampai terpedaya olehnya

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Bahtera Cinta

Pria: Beredar sang bumi mengitari matahari
Wanita:Merangkaikan waktu tahun-tahun berlalu

Duet:
Namun cintaku tak ‘kan pernah berubah
Masa demi masa
Kita berdua tak ‘kan pernah berpisah
Baur dalam cinta

Pria: Berlayar bahtera mengharungi samudera
Wanita: Mencapai tujuan nun di pantai harapan

Pria:
Badai dan gelombang yang datang merintang
Tak ‘kan merubah haluan cita-cita

Wanita:
Padamu nakhoda kutambatkan cinta
Bawalah daku ke pulau bahagia

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Awet Muda

Apabila Anda mau awet muda
Sesungguhnya mudah sekali obatnya
Usahakan selalu gembira
Walau sesen pun uang tak punya

Kalau perlu banyak-banyaklah tertawa
Tetapi jangan seperti orang gila

Bagi yang sudah tumbuh uban di kepala
Walau sudah tua coba berjiwa muda
Juga bagi orang yang tak bergigi lagi
Pasang gigi palsu kembali muda lagi

Kalau mau mendengar nasihat saya
Pasti Anda akan melihat hasilnya
Sepuluh tahun kan lebih muda
Dari usia Anda semula

Apabila Anda mau awet muda
Coba lakukan saya punya bicara

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Air Mata

Sudah sering kali kau mengkhianati
Tapi engkau aku maafkan selalu
Tapi kali ini kau sungguh terlalu
Tak mungkin lagi kumaafkan salahmu

Simpan saja air matamu
Tak guna engkau menangis
Hatiku tak akan mencair
Dengan sedu-sedanmu itu

Walaupun tangismu darah
Hatiku tak akan iba
Aku sudah bosan
Melihat permainan sandiwaramu

Sudah sering kali kau mengkhianati
Tak mungkin lagi kumaafkan salahmu

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Api dan Lautan

Dalam tubuh ini ada lautan
Tempat berlayar si biduk cinta
Dalam tubuh ini pun ada api
Tempat bersarang angkara murka

Lautan ini kan bergelora
Bila manusia dilanda cinta
Api ini pun akan berkobar
Bila manusia khilaf dan marah

Hai begitulah sifat manusia
Lautan dan api di tubuh ini
Harus selalu kita kuasai

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kebina Ria

Pria:
Ke manakah sayang tujuan kita pergi
Bergembira malam ini
Bergembira malam ini

Wanita:
Terserah padamu ke mana engkau mau
Bilang dulu sama Ibu
Bilang dulu sama Ibu

Pria:
Bagaimana kalau kita ke Binaria
Banyak pengunjungnya melantai di sana

Wanita:
Dengan hati rela ‘ku pergi bersama
Tapi jangan lupa kembali segera

Duet:
Marilah bersama kita ke Binaria
Bergembira malam ini
Bergembira malam ini

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Dimana Kemana

Ke mana, ke mana, ke mana
Harus kucari jalanku kini
Di mana, di mana, di mana
Dikau berada selama ini

Tiada kabar beritamu
Semenjak kautinggalkan aku
Sehingga aku merana
Menanggung rindu selalu

Betapa engkau melupakan
Semua janji setiamu
Yang kau telah berikan
Padaku untuk pegangan

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Persetan

Dulu aku memuja cinta
Sebelum ku tahu cinta yang palsu
Sebelum merana karena cinta

Kini aku membencinya
Setelah ku tahu cinta yang palsu
Setelah merana karena cinta

Cinta membuat susah pikiran
Juga mengurangi nafsu makan
Akhirnya bisa menguruskan badan

Apalagi kalau patah hati
Sedang menyinta ditinggal pergi
Akhirnya bisa mati bunuh diri

Lebih baik hidup sendiri
Walau tanpa cinta aku bahagia
Mulai saat ini persetan dengan cinta

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Aneh tapi nyata

Duet:
Cinta memang aneh, aneh tapi nyata

Wanita: Kadang-kadang menghembuskan angin surga
Pria:Kadang-kadang mengundang datang bencana
Wanita: Kadang-kadang membangun semangat jiwa
Pria: Kadang-kadang menghancurkan segalanya

Duet:
Cinta memang aneh, aneh tapi nyata

Wanita:
Kalau cinta melambai-lambai
Jiwa rasa dibuai-buai

Pria:
Kalau cinta mengalun-alun
Jiwa rasa diayun-ayun

Wanita:
Tapi kalau cinta sudah mulai kejam
Tak dahsyat deru angin topan

Pria:
Juga kalau cinta sudah mulai gila
Tak ganas gelombang samudera

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Dasi dan Gincu

Wanita:
Bukan bahu berbintang bukan leher berdasi
Yang kudambakan pria yang punya hati

Pria:
Bukan alis berukir bukan bibir bergincu
Yang kudambakan gadis yang punya malu

Duet:
Cinta karena dasi si-si akan segera basi
Cinta karena gincu cu-cu akan segera layu

Wanita:
Jabatan perlu, tampan pun perlu
Bahkan emas permata
Tetapi cinta di atas segalanya

Pria:
Berhias perlu, cantik pun perlu
Untuk gairah cinta
Akhlak mulia hiasan yang utama

Duet:
Tak guna harta benda da-da
Kalau jadi neraka
Tak guna wajah indah da-da
Kalau jadi bencana

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Cinta Abadi

Pria:
Mengapa buah hati sayang
Kau membuatku kecewa

Wanita:
Bukanlah maksud oh hatiku
Membuat kau kecewa

Pria:
Tetapi mengapakah kini
Engkau telah berdua

Wanita:
Ini semuanya terjadi
Hanya karena terpaksa
Pria: Kurasa alasanmu saja

Pria: Kau pendusta
Wanita: Maafkanlah sayang
Pria: Kau celaka
Wanita: Dengarkanlah sayang

Pria: Katakanlah
Wanita: ‘Ku tak cinta padanya
Pria: Kau isterinya
Wanita: Walau aku isterinya

Pria: Kau berdosa
Wanita: Aku tak berdaya
Pria: Kau durjana
Wanita: Aku

Pria: Cintailah
Wanita: Aku cinta padamu
Pria: Lupakanlah
Wanita: Kau tetap di hatiku

Pria:
Selamat tinggal wahai kasih
Kunanti di pusara

Wanita:
Bawalah aku wahai kasih
Untuk mati bersama

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Cincin Kawin

Pria:
Setelah setahun ku di negeri orang
Kini ku kembali tuk menemuimu
Tapi kecewa melihat cincin kawin di jarimu

Wanita:
Selama setahun kau di negeri orang
Tak pernah kuterima oh surat darimu
Aku mengira kau telah melupakan diriku

Pria:
Dulu kau berjanji tuk menantiku
Tapi mengapakah tiada kautepati

Wanita:
Banyak ku mendengar kau telah beristeri
Kukira engkaulah yang mengingkari

Pria:
Rupanya kau terkena hasutan belaka
Wanita:
Maafkanlah sayang semua salahku
Terlalu percaya pada orang lain

Duet:
Kini hanyalah kepahitan hidup kita berdua

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Bunga Surga

Wanita:
Cintaku kepadamu tak akan pernah layu
Bagaikan bunga surga yang segar selamanya

Pria:
Cintaku kepadamu kan selalu bergelora
Bagai ombak samudera yang tidak pernah reda

Wanita:
Semoga yang kita ucapkan
Abadi dalam kenyataan

Pria:
Nanti pun kita membuktikan
Semua yang kita ucapkan

Wanita:
Cintaku kepadamu tak akan pernah layu
Bagaikan bunga surga yang segar selamanya

Wanita:
Walau seribu datang mengganggu
Cintaku tak akan layu
Walau sejuta datang menggoda
Cintaku tak kan tergoyah

Pria:
Tak akan mampu satu rintangan
Menghalangi kita
Tak akan mampu satu fitnahan
Memecahkan kita

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Kemonas

Wanita:
Ke mana, ke mana, kita pergi ke mana
Mencari hiburan di malam Minggu ini

Pria:
Mencari, mencari hiburan malam ini
Jangan jauh-jauh, kita ke Monas saja

Wanita:
Ada apakah kiranya di Monas
Hingga kau mengajakku pergi ke sana

Pria:
Apakah engkau benar belum tahu
Ada air mancur yang pandai berjoget

Wanita: Ha? Bisa joget?
Pria: Apa kau tak percaya?

Wanita: Jogetnya seperti manusia?
Pria: Ya seperti manusia

Wanita: Musiknya ada nggak?
Pria: Musiknya tentu ada

Wanita: Aih, lucu dong ya?
Pria: Memang lucu sekali

Duet:
Mencari, mencari hiburan malam ini
Jangan jauh-jauh kita ke monas saja
Marilah, marilah pergi sekarang saja
Kita menyaksikan air mancur di sana

Amarullah Al Lubai mengatakan...

Penganguran

Telah lama kualami hidup
Tiada pegangan pengangguran, ya Allah
Tiap hari susah makan
Anak isteri bertangisan jadi korban, ya Allah

Tiada yang mau menolong pada diriku ini
Tiada yang mau perduli akan nasibku ini
Bahkan mereka mencemoohkan penuh kebencian
Aku pun selalu disisihkan dari pergaulan

Tiap hari susah makan
Anak isteri bertangisan jadi korban, ya Allah
Ya Tuhan Rabbul Izzati
Tanamkan dalam jiwaku kesabaran, ya Allah

Posting Komentar